728x90 AdSpace

Latest News

Pengobatan

Penyakit

20 December 2009

Kesuksesan Berawal dari Sebuah Gerobak

KEGIGIHAN dan ketekunan, dua kata ini menjadi prinsip Muhammad Fahmi Muhdhor, pemilik usaha mandiri cutting sticker di Jalan Sriwijaya Nomor 21-22, Pelita. Berkat usaha ini, ia bisa membeli dua unit rumah, dua lot kios, mesin cutting sticker, laptop, komputer, 15 karyawan, dan empat buah sepeda motor.

Padahal lulusan pondok pesantren ini mengawali bisnisnya hanya dengan sebuah gerobak di daerah Jodoh. Bahkan, ia pernah menjalani hidup yang keras di kawasan pusat kota tersebut.

"Terus terang, saya malu kalau dibilang pengusaha sukses yang punya banyak karyawan dan ribuan kreasi motif stiker. Bukannya saya tidak mensyukuri, tetapi saya hanya tidak ingin dikatakan sombong," kata-kata itu ia lontarkan setelah beberapa lama berbicang dengan Tribun, beberapa waktu lalu.
 

Saat itu tiga karyawan terlihat sibuknya. Kertas schotlite dan beberapa hasil cetakan stiker dengan motif beraneka ragam tersusun rapi dalam etalase-etalase yang siap diambil pemesannya.
 

Muhammad Fahmi Muhdhor atau disapa Fahmi hanya tampil sederhana. Mengenakan kaos hitam dan celana jeans. Sebelum bercerita, ia memesan teh manis hangat di sebelah kiosnya.

"Saya mengawali semua usaha ini dengan niat sederhana, bertahan hidup," kata pria asal Pabelan, Magelang, Jawa Tengah tersebut.

Pria kelahiran 1 Februari 1967 merupakan bungsu dari lima bersaudara. Sejak kecil, ia terbiasa ditempa bekerja keras. Tiap pergi sekolah, ia tidak pernah diberi uang jajan. Kalau mau punya uang, ia harus ke kebun dulu mencari daun pisang, lalu menjualnya ke pasar.

Usai menamatkan pendidikan di Pondok Pesantren Pabelan tahun 1988, Fahmi sempat merantau ke Jakarta. Ia melakoni pekerjaan serabutan mulai tukang cuci pakaian, kuli bangunan, dan kondektur bis. Tidak berhasil mengadu nasib di ibu kota selama setahun, Fahmi sempat pulang ke Magelang. Baru pada tahun 2004 ia memutuskan hijrah ke Batam.

Setahun di Batam, ia bertemu jodoh dengan menikahi pujaan hatinya asal Medan. Ia pun memulai usaha kecil-kecilan dengan berjualan kertas stiker di emperan jalan antara Jodoh dan Nagoya.

Usaha tersebut tidak langsung mulus karena beberapa kali ia usaha kecil tersebut digusur satuan polisi Pamong Praja (PP). Sering kali ia pulang ke rumah dengan tangan hampa.

"Pernah tak ada satu pun pembeli yang menghampiri. Padahal seharian saya mendorong gerobak bersama istri saya," kenangnya.
 

Fahmi memperkirakan mungkin warga menganggap stikernya mahal. Namun setelah mengetahui harga stiker yang ia jual cuma Rp 5 ribu per lembar, pelanggan mulai berdatangan. Setelah berlalu, dalam sehari dia bisa menjual 50 lembar stiker.

"Untuk mengembangkan usaha, saya mengajak pelanggannya ikut memasarkan stiker di rumah mereka atau tempat lain. Mereka mengambil bahan dari saya dengan harga lebih murah. Upaya saya berhasil.
 

Dalam setengah tahun, gerobak stiker saya bertambah jadi dua buah. Saya pun mendapat rezeki untuk membeli sepeda motor," cerita Fahmi.

Tahun 2006, Fahmi akhirnya bisa membeli mesin dua lot kios di Jalan Sriwijaya seharga Rp 15 juta. Ia mulai berfikir mengembangkan usaha dengan membeli komputer dan sebuah laptop. Untuk memperlancar usahanya, ia juga membeli sebuah cutting sticker yang baru seharga Rp 30 juta dari seorang rekannya di Yogyakarta.

Dengan mesin itu, Fahmi lebih leluasa membuat desainnya stiker sesuai keinginan. Tiga bulan berkutat dengan mesin cutting (pemotong), hasilnya pun luar biasa. Ia berhasil menciptakan motif bercita rasa unik. Ia mebuat berbagai jenis stiker yang berbeda dengan yang tersedia stiker di pasaran.
 

Stiker produksinya pun laris manis. Belum satu tahun, ia bisa mengumpulkan uang untuk membeli sebidang tanah di Tanjung Sengkuang. Tibalah saatnya ia meninggalkan kos lamanya di Jodoh.

Melihat usahanya terus berkembang dan tidak mampu dikerjakan bersama istrinya, Fahmi akhirnya secara berangsur-angsur merekrut karyawan. Saat ini jumlah karyawannya sekitar 15 orang. Sebagian besar tetangga rumahnya. Mereka membantu proses finishing stiker. Sampai saat ini, Fahmi sudah memiliki tiga buah sepeda motor, mesin cutting stiker, laptop, dan dua rumah.

Meski berhasil menciptakan berbagai desain stiker, Fahmi sendiri ternyata bukan seorang jago kumputer. Kalau ditanya mengenai program MS Word atau MS Excel, ia pun hanya mengatakan, maaf mas, saya tidak bisa. Namun ternyata dia hanya memahami program yang khusus untuk desain stiker seperti Corel Draw.

"Bekerja dengan niat ibadah secara tulus, insya allah akan memberikan hasil yang luar biasa," buka Fahmi mengenai resep suksesnya. Di lingkungannya Fahmi termasuk tokoh masyarakat. Ia aktif sebagai pengurus masjid. Bagi Anda yang ingin berbagi cerita dengan Fahmi bisa menghubungi nomor 081-27046405.
(Kamis, 12 November 2009, by Jubron Fahirro)
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Kesuksesan Berawal dari Sebuah Gerobak Description: Rating: 5 Reviewed By: Oxidant Releasing Therapy Bengkel Manusia Indonesia
Scroll to Top