Tiga kapal tersebut sudah ditahan di Markas Polair di Sekupang. Sebanyak 30 anak buah kapal (ABK) ikut diamankan untuk diproses secara hukum.
Kapal-kapal tersebut ditangkap Rabu (6/1) sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka dicegat oleh Kapal Polisi (KP) Bisma 520. Adapun nama lambung kapal Thailand ini adalah KM Jala Komira 809 yang dinahkodai Atit Sinpaksa, KM Jala Komira 803 dengan nahkoda Piyakorn Chantapazu, dan KM Mutiara Mina 2 yang dinahkodai Nipon Wongchai. Polair juga menyita dua ton ikan dari ketiga kapal tersebut.
Menariknya, diantara nelayan Thailand itu, terdapat 3 WNI yang ikut bekerja di kapal itu. Saat dicegat, ketiga kapal ini memasang bendera Indonesia untuk mengelabui polisi. Padahal mereka menangkap ikan menggunakan pukat Harimau atau trawl yang dilarang undang-undang.
Ketiga nahkoda kapal ini akan dijerat Pasal 9 dan 85 UU RI No 31 tahun 2004 tentang Perikanan. Hukuman terhadap pelaku illegal fishing ini adalah penjara paling lama 5 tahun atau denda maksimal Rp 2 miliar.
Sedangkan untuk para ABK masih menunggu tindakan selanjutnya, apakah akan dipulangkan atau turut dijatuhi hukuman. Sampai saat ini mereka masih berada dalam ketiga kapal kayu yang telah 5 hari sandar di Pelabuhan Polair Sekupang.
Saat Tribun mendatangi kapal tersebut, delapan ABK sedang bersantai di samping dek kapal. Mereka bicara menggunakan bahasa Thailand dan Myanmar.
Seorang ABK yang WNI didekati, ia langsung berlari sembari menutup muka takut dipotret. “Aduh jangan, jangan. Saya tidak mau dipotret dan diwawancarai,” ujarnya.
