Bersimpu di kaki Raja Dangdut |
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Azwadi (30) alias Iwan, pria asal Dabo Singkep Kabupaten Lingga Kepri menangis terharu. Matanya membengkak setelah dua jam menangis di lokasi Wisata Mega Ocarina Batam Centre, Selasa (7/12), tempat Rhoma Irama konser. Nafasnya pun tersengal-sengal. Bahkan ketika berjumpa secara langsung, tangisnya semakin menjadi.
Azwadi mengaku berbahagia setelah bisa memeluk dan bersimpuh di pangkuan Rhoma Irama. Harapan yang terpendam lebih dari dua puluh tahun silam itu kini terwujud sudah. Saat ia menangis, seorang petugas keamanan menghampirinya. Kemudian ia diantar menuju ruang VVIP Ocarina Batam Centre.
Dia langsung mencium tangan si Raja Dangdut. Ia bersimpu di depan kakinya. Berkali-kali ia mencium lututnya sambil menangis terharu. Situasi ruangan sebelumnya ramai berubah hening. Awak Soneta pun terbengong-bengong melihat kelakuan penggemar berat itu. Spontan, Rhoma memegang pundak Iwan dan menenangkannya.
"Sudah diam, tenang, tenang. Jangan menangis lagi. Nanti kalau mau lihat konser di depan saja," pinta Rhoma kepada Iwan.
Bapak satu anak itu menuturkan kepada Tribun bahwa harapan kuatnya untuk bertemu dengan Raja Dangdut sudah sangat lama. Saat konser perdamaian diumumkan melalui media, justru membuat tekadnya berangkat ke Batam semakin kuat. Dengan uang pas- pasan ia pun nekad meninggalkan kampung hanya untuk salaman dan bertemu Rhoma. Maklum, dari Dabo ke Batam harus naik kapal sekitar 4 jam melalui banyak pulau-pulau kecil dan lautan.
"Saya sangat bahagia bisa salaman dengan beliau. Bang Oma idola sejak saya kecil. Ketika usia saya sepuluh tahun, saya tak pernah melewatkan film atau lagu-lagunya. Pertama kali film bang Oma muncul berjudul Menggapai Matahari, saya juga memiliki koleksinya. Tolong bantu saya Mas agar bisa berfoto sama beliau," pinta Iwan kepada Tribun dengan nada sangat berharap.
Rhoma Irama dan rombongan Soneta tiba di ruang utama VVIP Mega Wisata Ocarina Batam pukul 20.30 WIB. Dengan pengawalan aparat yang sangat ketat itu membuat para penggemarnya yang berada di luar lokasi tidak bisa masuk. Bahkan sekedar untuk bersalaman atau berfoto saja sangat susah.
Saking ketatnya, setiap orang yang akan masuk ke ruangan ini harus melalui pemeriksaan. Terlihat beberapa orang yang bisa masuk di ruangan hanyalah mereka yang memiliki identitas panitia. Selebihnya yang tidak memiliki kepentingan tidak diperkenankan masuk ke area yang cukup steril itu.
Di ruang tunggu VVIP itu, Rhoma Irama didampingi oleh awak Soneta yang terdiri dari Nasir (mandolin), Hofif (penggendang dan drum), Koji (keyboard), Udin (seruling), Dadik (terompet), Banda (alto), Koko (tenor), Madi (bas), dan Didik (ritem gitar). Sedangkan backing vokal diperkuat oleh empat penyanyi, yakni Dewi, Ida, Puji, dan Neneng.
Dari pantaun Tribun, selama berada di ruang VVIP dan menunggu acara, Rhoma Irama dan grup Soneta tidak banyak berbicara dengan pihak panitia. Raja Dangdut memakai stelan pakaian atas bawah berwarna putih dan baju berlengan panjang. Setiap pemain memakai selendang khusus yang dibalutkan dipundaknya. (tribunnewsbatam/tia)
Azwadi mengaku berbahagia setelah bisa memeluk dan bersimpuh di pangkuan Rhoma Irama. Harapan yang terpendam lebih dari dua puluh tahun silam itu kini terwujud sudah. Saat ia menangis, seorang petugas keamanan menghampirinya. Kemudian ia diantar menuju ruang VVIP Ocarina Batam Centre.
Dia langsung mencium tangan si Raja Dangdut. Ia bersimpu di depan kakinya. Berkali-kali ia mencium lututnya sambil menangis terharu. Situasi ruangan sebelumnya ramai berubah hening. Awak Soneta pun terbengong-bengong melihat kelakuan penggemar berat itu. Spontan, Rhoma memegang pundak Iwan dan menenangkannya.
"Sudah diam, tenang, tenang. Jangan menangis lagi. Nanti kalau mau lihat konser di depan saja," pinta Rhoma kepada Iwan.
Bapak satu anak itu menuturkan kepada Tribun bahwa harapan kuatnya untuk bertemu dengan Raja Dangdut sudah sangat lama. Saat konser perdamaian diumumkan melalui media, justru membuat tekadnya berangkat ke Batam semakin kuat. Dengan uang pas- pasan ia pun nekad meninggalkan kampung hanya untuk salaman dan bertemu Rhoma. Maklum, dari Dabo ke Batam harus naik kapal sekitar 4 jam melalui banyak pulau-pulau kecil dan lautan.
"Saya sangat bahagia bisa salaman dengan beliau. Bang Oma idola sejak saya kecil. Ketika usia saya sepuluh tahun, saya tak pernah melewatkan film atau lagu-lagunya. Pertama kali film bang Oma muncul berjudul Menggapai Matahari, saya juga memiliki koleksinya. Tolong bantu saya Mas agar bisa berfoto sama beliau," pinta Iwan kepada Tribun dengan nada sangat berharap.
Rhoma Irama dan rombongan Soneta tiba di ruang utama VVIP Mega Wisata Ocarina Batam pukul 20.30 WIB. Dengan pengawalan aparat yang sangat ketat itu membuat para penggemarnya yang berada di luar lokasi tidak bisa masuk. Bahkan sekedar untuk bersalaman atau berfoto saja sangat susah.
Saking ketatnya, setiap orang yang akan masuk ke ruangan ini harus melalui pemeriksaan. Terlihat beberapa orang yang bisa masuk di ruangan hanyalah mereka yang memiliki identitas panitia. Selebihnya yang tidak memiliki kepentingan tidak diperkenankan masuk ke area yang cukup steril itu.
Di ruang tunggu VVIP itu, Rhoma Irama didampingi oleh awak Soneta yang terdiri dari Nasir (mandolin), Hofif (penggendang dan drum), Koji (keyboard), Udin (seruling), Dadik (terompet), Banda (alto), Koko (tenor), Madi (bas), dan Didik (ritem gitar). Sedangkan backing vokal diperkuat oleh empat penyanyi, yakni Dewi, Ida, Puji, dan Neneng.
Dari pantaun Tribun, selama berada di ruang VVIP dan menunggu acara, Rhoma Irama dan grup Soneta tidak banyak berbicara dengan pihak panitia. Raja Dangdut memakai stelan pakaian atas bawah berwarna putih dan baju berlengan panjang. Setiap pemain memakai selendang khusus yang dibalutkan dipundaknya. (tribunnewsbatam/tia)