728x90 AdSpace

Latest News

Pengobatan

Penyakit

28 January 2010

Murai Eskimo Pernah Ditawar Rp 25 Juta

DIA sengaja datang ke tempat itu untuk mengikuti latihan kicau burung se-Kepri. Latihan bersama ini digelar oleh Yayasan BnR Cabang Batam. Meski demikian, latihan ini tetap menyediakan hadiah untuk berbagai kelas dan jenis burung.

Kembali ke Sibarani dan Eskimo kesayangannya. Pria asal Batu Aji ini mengaku burungnya sudah sering menyabet juara satu dalam beberaoa lomba burung berkicau.

Namun dalam latihan bersama kemarin, Eskimo kesayangannya hanya masuk lima besar. Namun ia tetap puas karena burung Ciblek Sekupang yang ia bawa mampu meraih juara II. Ia pun dapat menggondol hadiah uang dan piagam penghargaan.

Namun Sibarani lebih tertarik bercerita mengenai burung murai Eskimo miliknya. Eskimo pernah juara dalam lomba burung berkicau di Tanjungpinang, Tanjungbatu, Tanjungbalai Karimun, termasuk Batam. Dengan prestasi yang mumpuni, Eskimo pernah ditawar senilai Rp 25 juta oleh seorang pembeli.

Namum Sibarani enggan menjual burung kesayangannya tersebut. Selain rasa sayang, eskimo sudah seperti bagian dari jiwanya.

“Burung muray ini saya beri nama Eskimo. Alhamdulillah beberapa kali menang. Pernah ditawar sampai Rp 25 juta tapi saya tidak mau. Selain sayang, rasanya eskimo sudah mendalam di hati,” cerita dia.

Yang menjadikan burungnya bisa ditawar mahal karena beberapa kali menjuarai lomba. Performa Eskimo sangat bagus dan kicauannya begitu merdu dan nyaring.

Dalam lomba burung berkicau, kicauan, lagu, dan suara burung merupakan bagian dari klasifikasi juara. Selama lima tahun terakhir, Eskimo sudah lebih dari 50 kali mengikuti perlombaan.

Meski hadiahnya tidak seberapa, hobi memelihara burung untuk perlombaan sudah mendarah daging pada Sibarani. Pria ini memang burung karena itu dia juga memelihara berbagai jenis burung lainnya.

Dari pengalaman selama ini, Sibarani selalu merawat burung dengan baik dan sempurna. Dia memberikan pakan seperti kroto setiap hari. Burung itu juga diberikan jangkrik. Selain itu, ada pakanan yang dicampur dengan ulat Hongkong. Kemudian burung-burungnya dimandikan setiap pagi dan sore.

Jika burungnya sakit atau mengalami flu, Sibarani menyuntikkan sejenis cairan obat atau multivitamin ke seekor jangkrik. Lalu jangkrik tersebut diberikan ke burung yang sakit.

“Kalau burung saya masuk angin, ya diberi jangkrik yang sudah diberi obat. Habis itu dimasukkan ke mulut burung-burung yang sakit. Selain itu, sangkar burung ditutup kain agar burung tidak digigit nyamuk.

Cara itu juga sepaya burung tersebut tidak kedinginan di malam hari sehingga bisa tidur nyenyak,” imbuhnya. 450 pecinta burung Latihan bersama burung berkicau ini sendiri diikuti 450 pecinta kicau mania. Latihan digelar mulai pukul 09.00 WIB ini hingga 15.30 WIB.

Ada tiga kelas yang diperlombakan. Untuk kelas BNR dengan jenis burung murai batu, kacer, dan cucak hijau polos. Biaya pendaftarannya hanya Rp 50 ribu. Namun hadiah yang disediakan untuk juara pertama Rp 600 ribu, juara dua Rp 300 ribu, dan juara tiga Rp 150 ribu. Sedangkan tempat ke empat sampai 10 mendapatkan Rp 50 ribu.

Sedangkan untuk kelas Shangrila tiket pendaftaran Rp 30 ribu. Kategorinya meliputi burung murai batu, kacer, kenari, love bird, kapas tembak, dan cucak hijau polos. Hadiah yang disediakan Rp 300 ribu (juara I), Rp 150 ribu (juara II), dan Rp 80 ribu (juara tiga). Sedangkan tempat ke empat sampai 10 mendapatkan Rp 30 ribu.

Sementara untuk kelas Sekupang, tiketnya Rp 20 ribu dengan kategori burung anis merah, kenari, kapas tembak, love bird, ciblek, kolibri, pentet, cucak jenggot jawa, dan mata putih. Hadiahnya Rp 200 ribu (juara I) dan Rp 100 ribu (juara II).

Erwin alias Ellen (25) mengaku datang jauh-jauh dari Tanjungpinang, hanya untuk latihan bersama ini. Ia membawa beberapa jenis burung peliharaannya, yaitu pentet, kenari, love bird, murai batu, dan mata putih.

Ia menganggap memelihara burung merupakan hobi berkelas. Ellen sudah sampai ke Pekanbaru, Jakarta, dan beberapa kota lainnya di Indonesia, untuk mengikuti lomba burung berkicau. Namun dia mengakui biaya yang dikeluarkan tidak seimbang dengan hadiah yang didapatkan.

“Ini hobi yang berkelas. Daripada menyalurkan hobi yang lain, lebih baik saya mengikuti perlombaan burung saja. Kami ikut lomba ini atas nama tim Indah Mulia Bird Club,” cerita dia.

Untuk lomba di luar kota, Ellen mengaku harus membayar Rp 150 ribu untuk bagasi burung yang dibawanya. Menurutnya, burung yang sudah sering dibawa melalui jalur laut dan udara akan lebih tahan banting sehingga tidak kaget dan bingung saat tampil dalam lomba. Satu lagi tips dari Ellen, sebelum bertanding, burung tersebut perlu diberikan suplemen vitamin.

Terdapat juga peserta wanita yaitu Asi Sukarsih juga asal Tanjungpinang. Ia mengaku lomba burung berkicay merupakan hobi yang unik. Dalam latihan ini, ia menurunkan burung andalannya, love bird dan murai batu.

“Sejak 1998 saya terjun menekuni dunia burung seperti suami saya. Enak dan asyik pokoknya. Burung murai saya pernah ditawar Rp 20 juta sama orang Jakarta,” cerita dia yang menganggap memelihara burung bisa menghilangkan keletihan dan kebosanan.

Ruswandi selaku Ketua Panitia Penyelenggara menjelaskan even tersebut untuk menjalin kekeluargaan para pecinta burung. Juga untuk menyukseskan Visit Batam 2010.

“Bulan April nanti kami akan menggelar even internasional di Batam. Namun saat ini kami akan buat acara dua kali dalam sebulan,” ujar dia.

Sementara Budi Wahyono (48), mantan juri senior dari PBI (Pecinta Burung Indonesia) mengatakan yang dinilai lagu atau irama burung. Kemudian kerajinan suara burung tersebut. Menurutnya, kalau burungnya berkicau naik turun maka tidak masuk kategori juara.
(oleh Candra P Pusponegoro)
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Murai Eskimo Pernah Ditawar Rp 25 Juta Description: Rating: 5 Reviewed By: Oxidant Releasing Therapy Bengkel Manusia Indonesia
Scroll to Top