728x90 AdSpace

Latest News

Pengobatan

Penyakit

10 July 2014

Sabar Kunci Keberhasilan Menunaikan Umrah 3

Setibanya di bandara, jemaah akan melakukan proses check in, memasukkan koper atau tas ke bagasi pesawat. Antrean ini cukup lama, sekitar satu sampai dua jam.

Sebab, di bandara, mereka berjumpa dengan jemaah dari biro travel lain yang sama-sama akan berangkat ke Tanah Suci. Untuk muatan pesawat, sedikitnya akan diisi 450 penumpang.

Ketika jumlah jemaah sudah sesuai manifest, ketua rombongan mengajak jemaah ke dalam ruang tunggu untuk menunggu pesawat yang akan memberangkatkan mereka.

Selama di dalam pesawat, tugas ketua rombongan adalah mengisikan kartu kedatangan masuk ke Arab Saudi. Jika jemaah sudah uzur, ketua rombongan yang akan mengisikannya dan jemaah tinggal tanda tangan saja.

Selama proses dari pelabuhan hingga bandara yang cukup lama, masing-masing individu dituntut bersabar, saling asah asih dan asuh, serta menghargai sesama jemaah lain.

Ditambah lagi dengan perjalanan di udara selama hampir sembilan jam. Setibanya di Jeddah, Arab Saudi, ketua rombongan akan berkomunikasi dengan pembimbing ibadah (muthawwif).

Jika pesawat tidak mendarat langsung di Madinah, proses berikutnya adalah melanjutkan perjalanan darat sekitar 5-6 jam dengan bus ke Kota Madinah. Ketua akan berkoordinasi dengan muthawwif.

Urusan ziarah, umrah, dan lain-lain selama di Tanah Suci, peran muthawwif dan koordinator sangat penting.

Setibanya di Madinah, jemaah melakukan check in hotel. Setelah salat Dzuhur, jemaah melakukan ziarah ke makam Nabi Muhammad. Usai ziarah, mereka bebas melakukan kegiatan apa saja. Namun diutamakan ibadah di masjid.

Umumnya mereka akan istrihat setelah berjam-jam melakukan perjalanan cukup jauh. Esok harinya, dilanjutkan dengan serangkaian ibadah di luar Masjid Nabawi.

Kegiatan itu antara lain ziarah ke Masjid Quba, Masjid Qiblatain, kuburan Khandaq, Kuburan Uhud, dan Pasar Kurma. Acara ini berlangsung selama sehari penuh. Umumnya dilakukan mulai pukul 8.00 waktu setempat.

Menjelang waktu Dzuhur, jemaah kembali ke hotel. Mereka siap-siap untuk menunaikan ibadah salat Dzuhur di Masjid Nabawi.

Jika acara ziarah dan lain-lain di Madinah selesai, hari berikutnya jemaah bersiap-siap untuk menunaikan ibadah umrah ke Mekkah.

Dari hotel, sebelum check out, jemaah sudah diharuskan mengenakan pakaian ihram. Biasanya perjalanan dilakukan usai salat Dzuhur. Untuk pengambilan niat umrah di miqat Bir Ali. Perjalanan ini kurang lebih selama 30 menit.

Selama perjalanan dalam bus sekitar 5-6 jam, jemaah dianjurkan membaca talbiyah sampai melihat Kabah. Sebelum umrah, jemaah check in di hotel di Kota Mekkah.

Kemudian jemaah istirahat sejenak dan makan malam. Selanjutnya mereka dibimbing untuk melakukan umrah di Masjidil Haram sampai rukun-rukun umrahnya terpenuhi.

Kemudian esok harinya usai sarapan pagi, jemaah diajak berziarah ke Arafah, Jabal Rahmah, Mina, Jabal Nur, dan lain-lain.

Masing-masing biro travel memiliki kebijakan sendiri. Khusus Nettour Batam, setelah kegiatan ziarah, mereka yang ingin menunaikan umrah kedua akan diantar mengambil niat di miqat di Masjid Jara’nah.

Begitu juga mereka yang akan melaksanakan umrah ketiga dan seterusnya, muthawwif dan koordinator akan mengantarkan ke tempat-tempat pengambilan miqat.

Sedangkan jemaah lain yang tidak melaksanakan umrah beraktivitas seperti biasanya. Yakni melakukan ibadah salat lima waktu, salat sunat, tadarus Alquran di Masjidil Haram.

Selama proses di Arab Saudi, ketua rombongan akan memberikan arahan dan bimbingan di luar urusan ibadah. Misalnya menunjukan lokasi belanja di sekitar Masjid Nabawi atau Masjidil Haram atau keperluan lainnya.

Jika ada jemaah sakit dan perlu diantar ke rumah sakit, ketua rombongan dan muthawwif mengantarkan jemaah tersebut untuk berobat.

Efektifitas dan jadwal yang lancar bisa terbangun karena adanya komunikasi yang baik dan terarah. Setiap jadwal makan, baik pagi, siang, dan malam, ketua rombongan senantiasa siaga di restoran hotel.

Di sini komunikasi dan diskusi mengenai kendala dan gangguan yang muncul untuk dicarikan solusinya. Sehingga selama pelaksanaan ibadah jemaah plong dan merasa nyaman.

Untuk menciptakan suasana yang akrab, ketua rombongan harus selalu membangun komunikasi yang baik dengan jemaah.

Lantas bagaimana dengan proses persiapan pemulangan ke Tanah Air? Tugas dan tanggung jawab ketua rombongan tidak jauh berbeda dengan proses pemberangkatan. Mereka melakukan kewajibannya seperti pada awal pemberangkatan. (Kisah Umrah Bagian Ketiga)
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Sabar Kunci Keberhasilan Menunaikan Umrah 3 Description: Setibanya di bandara, jemaah akan melakukan proses check in, memasukkan koper atau tas ke bagasi pesawat. Antrean ini cukup lama, sekitar satu sampai dua jam. Sebab, di bandara, mereka berjumpa dengan jemaah dari biro travel lain yang sama-sama akan berangkat ke Tanah Suci. Untuk muatan pesawat, sedikitnya akan diisi 450 penumpang. Ketika jumlah jemaah sudah sesuai manifest, ketua rombongan mengajak jemaah ke dalam ruang tunggu untuk menunggu pesawat yang akan memberangkatkan mereka. Selama di dalam pesawat, tugas ketua rombongan adalah mengisikan kartu kedatangan masuk ke Arab Saudi. Jika jemaah sudah uzur, ketua rombongan yang akan mengisikannya dan jemaah tinggal tanda tangan saja. Selama proses dari pelabuhan hingga bandara yang cukup lama, masing-masing individu dituntut bersabar, saling asah asih dan asuh, serta menghargai sesama jemaah lain. Ditambah lagi dengan perjalanan di udara selama hampir sembilan jam. Setibanya di Jeddah, Arab Saudi, ketua rombongan akan berkomunikasi dengan pembimbing ibadah (muthawwif). Jika pesawat tidak mendarat langsung di Madinah, proses berikutnya adalah melanjutkan perjalanan darat sekitar 5-6 jam dengan bus ke Kota Madinah. Ketua akan berkoordinasi dengan muthawwif. Urusan ziarah, umrah, dan lain-lain selama di Tanah Suci, peran muthawwif dan koordinator sangat penting. Setibanya di Madinah, jemaah melakukan check in hotel. Setelah salat Dzuhur, jemaah melakukan ziarah ke makam Nabi Muhammad. Usai ziarah, mereka bebas melakukan kegiatan apa saja. Namun diutamakan ibadah di masjid. Umumnya mereka akan istrihat setelah berjam-jam melakukan perjalanan cukup jauh. Esok harinya, dilanjutkan dengan serangkaian ibadah di luar Masjid Nabawi. Kegiatan itu antara lain ziarah ke Masjid Quba, Masjid Qiblatain, kuburan Khandaq, Kuburan Uhud, dan Pasar Kurma. Acara ini berlangsung selama sehari penuh. Umumnya dilakukan mulai pukul 8.00 waktu setempat. Menjelang waktu Dzuhur, jemaah kembali ke hotel. Mereka siap-siap untuk menunaikan ibadah salat Dzuhur di Masjid Nabawi. Jika acara ziarah dan lain-lain di Madinah selesai, hari berikutnya jemaah bersiap-siap untuk menunaikan ibadah umrah ke Mekkah. Dari hotel, sebelum check out, jemaah sudah diharuskan mengenakan pakaian ihram. Biasanya perjalanan dilakukan usai salat Dzuhur. Untuk pengambilan niat umrah di miqat Bir Ali. Perjalanan ini kurang lebih selama 30 menit. Selama perjalanan dalam bus sekitar 5-6 jam, jemaah dianjurkan membaca talbiyah sampai melihat Kabah. Sebelum umrah, jemaah check in di hotel di Kota Mekkah. Kemudian jemaah istirahat sejenak dan makan malam. Selanjutnya mereka dibimbing untuk melakukan umrah di Masjidil Haram sampai rukun-rukun umrahnya terpenuhi. Kemudian esok harinya usai sarapan pagi, jemaah diajak berziarah ke Arafah, Jabal Rahmah, Mina, Jabal Nur, dan lain-lain. Masing-masing biro travel memiliki kebijakan sendiri. Khusus Nettour Batam, setelah kegiatan ziarah, mereka yang ingin menunaikan umrah kedua akan diantar mengambil niat di miqat di Masjid Jara’nah. Begitu juga mereka yang akan melaksanakan umrah ketiga dan seterusnya, muthawwif dan koordinator akan mengantarkan ke tempat-tempat pengambilan miqat. Sedangkan jemaah lain yang tidak melaksanakan umrah beraktivitas seperti biasanya. Yakni melakukan ibadah salat lima waktu, salat sunat, tadarus Alquran di Masjidil Haram. Selama proses di Arab Saudi, ketua rombongan akan memberikan arahan dan bimbingan di luar urusan ibadah. Misalnya menunjukan lokasi belanja di sekitar Masjid Nabawi atau Masjidil Haram atau keperluan lainnya. Jika ada jemaah sakit dan perlu diantar ke rumah sakit, ketua rombongan dan muthawwif mengantarkan jemaah tersebut untuk berobat. Efektifitas dan jadwal yang lancar bisa terbangun karena adanya komunikasi yang baik dan terarah. Setiap jadwal makan, baik pagi, siang, dan malam, ketua rombongan senantiasa siaga di restoran hotel. Di sini komunikasi dan diskusi mengenai kendala dan gangguan yang muncul untuk dicarikan solusinya. Sehingga selama pelaksanaan ibadah jemaah plong dan merasa nyaman. Untuk menciptakan suasana yang akrab, ketua rombongan harus selalu membangun komunikasi yang baik dengan jemaah. Lantas bagaimana dengan proses persiapan pemulangan ke Tanah Air? Tugas dan tanggung jawab ketua rombongan tidak jauh berbeda dengan proses pemberangkatan. Mereka melakukan kewajibannya seperti pada awal pemberangkatan. (Kisah Umrah Bagian Ketiga) Rating: 5 Reviewed By: Oxidant Releasing Therapy Bengkel Manusia Indonesia
Scroll to Top